Laman

22 Januari 2011

Beras Mahal, Pupuk Payah

Arosuka--Harga beras yang kini terus merangkak naik, disambut gembira sejumlah petani di Kabupaten Solok. Naiknya harga kebutuhan pokok tersebut, otomatis berdampak pula pada produksi dan harga gabah. Sayang, harga gabah naik, sementara perolehan pupuk, khususnya pupuk bersubsidi masih saja tergolong payah dan mencekik harganya. Kini, harga gabah di tingkat petani berkisar Rp7.400 per sukat. "Harga gabah di tingkat petani berkisar antara Rp7.400 sampai Rp9 ribu per sukat. Tergantung jenis berasnya. Kalau beras sokan asli Solok, tergolong mahal," kata Yemrizon, salah seorang petani di Talang, Selasa (11/1). Menurutnya, harga beras yang melambung naik membuat harga gabah naik juga. Ini sudah jelas menjadi hukum ekonomi dan bersifat sementara waktu. Walau, kemarin harga cabai naik pula harganya, sekarang giliran harga beras yang mencekik. Kenaikan harga beras memicu petani untuk turun ke sawah guna memelihara dan mempercepat masa panennya. "Berbicara harga gabah yang menggembirakan itu, kami petani masih juga berharap terutama kepada aparat pemerintahan kabupaten, bagaimana memperoleh pasokan pupuk bersubsidi. Kalau pupuk kurang akan berpengaruh pada produksi dan kualitas padi. Untuk itu, tolonglah kami petani ini," pintanya lagi. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Ir. Darman ketika ditanya menyatakan, harga gabah yang terjadi di daerah itu, masih terbilang normal dan tidak begitu menunjukkan kenaikan harga yang signifikan. Katanya, harga gabah masih belum begitu menguntungkan kepada petani. Sebab, yang terjadi sekarang ini, baru harga beras. Sedangkan, harga gabah tidak terlalu mencolok dalam eskalasi kenaikan harga. Untuk Kabupaten Solok, sambung Darman lagi, ada sekitar 23.361 hektare lahan pertanian. Dengan produksi padi 310.233 ton per tahun. Dari lahan itu, semuanya belum bisa dikatakan sedang masa panen. Karena, masa petani turun ke sawah juga bervariasi dan terkesan tidak serentak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar