Solok--Sebanyak 110 orang wisatawan dari mancanegara yang menumpangi kapal pesiar Amerika The Odessey menemukan keniscayaan di Kabupaten Solok. Atmosfir demikian tercipta manakala masyarakat nagari Cupak menampilkan berbagai atraksi kesenian dan budaya tradisonal yang beraroma Minangkabau.
“ Wisatawan mancanegara itu umumnya merasa takjub karena menyaksikan prosesi alek bararak nagari Cupak,kecamatan Gunung Talang yang irisinal, “ kata Hendrianto seraya membuka komunikasi dengan sejumlah pelancong tersebut. Hendrianto sendiri adalah pegawai Dinas Pariwisata kabupaten Solok yang dikenal menguasai bahasa Inggris cukup aktif membantu sejumlah orang untuk membantu komunikasi dengan para turis tersebut.
Masayrakat kabupaten Solok praktis ikut keluar dan berkosentrasi di sepanjang jalan antara depan Kantor Wali Nagari Cupak dengan kediaman Hasan basri, mantan Bupati Solok itu.
Sesuai agenda yang telah dijadwalkan, para turis yang rata-rata berusia senja itu selain menyaksikan prosesi alek bararak nagari yang terkenal sangat kental dengan budaya tradisi itu, juga disuguhkan dengan peragaan silek dan tari diring siatas Talua.
“ Itu hal yang sangat orisinal. Dari berbagai tempat yang di kunjungi,kami menemukan sesuatu yang menakjubkan, “kata salah seorang pelancong yang mengaku berasal dari Jepang.
Penilaian yang sama disampaikan Willy, turis berkebangsaan Amerika berusia 61 tahun itu,seperti dialih bahasakan oleh Hendrianto, menyebutkan alam sumatera Barat dan kabupaten Solok umumnya masih segar dan alami. Suasana itu mendorong pihaknya mengabadikan berbagai objek bernuansa alam, seperti hamparan sawah menghijau yang terbentang indah di seberang jalan rumah gadang kediaman mantan Bupati Solok Hasan basri di Cupak.
Usai menyaksikan adat tradisional masyarakat Cupak, para pelancong kapal pesiar The Odessey itu diherak ke rumah kediaman Bupati solok di Arosuka. Sambil beristirahat dan makan siang saat ummat Islam melaksanakan Shalat Jum’at, para turis itu kemudian disuguhkan berbagai atraksi kesenian, termasuk permainan anak nagari Solok, Lukah Gilo.
Di fase ini, sejumlah turis mancanegara diperkenankan ikut mengendalikan lukah Gilo saat pawangnya membacakan mantera-mantera.
Histreria pelancong otomatis meningkat. Kembali ketakjuban dan keniscayaan mereka meluap di Kediaman Bupati Solok.
“ Ini kesenian yang luar biasa, “ ucap Jenny sambil berteriak selepas memegang lukah gilo yang semakin liar.
Melalui pengalih bahasa Hendrianto, pelancong mancanegara itu sangat terkesan datang di kabupaten Solok. Mereka umumnya mengaku betah dan bahkan ingin datang kembali, tetapu entah kapan, katanya.***